Sabtu, 29 Oktober 2016

METODE PEMBANGUNAN SILO SEMEN






PENGERTIAN UMUM BANGUNAN SILO :
Adalah suatu bangunan vertikal berbentuk tabung (berpenampang lingkaran atau oval), yang terbuat dari struktur beton, struktur baja, atau kompositas struktur beton dan baja.  Bangunan silo umumnya digunakan sebagai gudang penyimpanan material dan media untuk proses pencampuran (mixing/ blending) material. Namun pada kepentingan yang lain, bangunan silo juga bisa difungsikan sebagai wahana peluncur roket dan bangunan hunian. 

Selain fungsi utamanya, bangunan silo akhir-akhir ini sering pula dijadikan ikon arsitektural dan estetika dengan tujuan untuk pencitraan ramah lingkungan bagi sebuah industrial. 


GENERAL ITEM OF SILO WORK :
- PONDASI TIANG PANCANG
- PILECAP ( BETON MASA )
- DINDING BETON
- PEKERJAAN PLATFORM DAN ROOFING
- POST TENSION


PONDASI TIANG PANCANG :


Perkerjaan tiang pancang dilakukan oleh tenaga ahli khusus yang telah memiliki sartifikasi pemancangan, baik alat pemancang dan material pancang. Sebagai pertanggungjawaban secara engineering, dilakukan test PDA pada beberapa tiang pancang berdasarkan SNI yang berlaku, test PDA dilakukan untuk mengetahui daya dukung individu tiang pancang, selain PDA test juga wajib dilakukan PIT (Pile Integrated Test) atau untuk mengetahui keutuhan tiang pancang. Apabila daya dukung aktual tidak memenuhi daya dukung rencana, maka wajib dilakukan Re-Engineering Calculation. 



Untuk semakin meyakinkan secara Engineering, pembacaan kalendering tiang pancang dilakukan pada tiap pile, dari hasil kalendering yang mencatat seberapa dalam penurunan tiang dalam 10 pukulan. pada umumnya adalah 10-15 mm / 10 blow. Apabila sudah mendapatkan hasil tersebut pemancangan dapat dihentikan, untuk menghindari deformasi dari tiang pancang itu sendiri.


PILE CAP (BETON MASSA) :


Mass concrete adalah volume beton dengan dimensi yang cukup besar sehingga perlu pengendalian thermal tehadap panas yang ditimbulkan oleh proses hydrasi semen.
Suatu struktur beton dikatagorikan sebagai beton massa, yakni apabila memiliki dimensi ketebalan minimal antara 1–1,5 m, atau rasio Volume terhadap Luas permukaan > 1,2 atau lebih, dimana tidak dikehedaki untuk mendapatkan kuat tekan awal beton yang sangat tinggi.

PROBLEM UTAMA PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON MASSA 
1.Efek negatif dari perilaku panas hidrasi semen beton massa (thermal behavior).
2.Efek negatif dari diskontinyu supply material beton dan buruknya metode pelaksanaan.  




Umumnya peningkatan temperatur terjadi pada hari ke 1 sampai ke 3 setelah pengecoran. Pada struktur yang sangat tebal, proses penurunan suhu sampai ke ambient temps membutuhkan waktu yang sangat lama.

ILUSTRASI EFEK THERMAL BETON MASSA :



- Temperatur kulit beton <<  Temperatur inti beton.
- Nilai regangan kulit beton <<  nilai regangan inti beton.  
- Kulit beton mengekang dan mengalami retak thermal


-   Terjadinya pengerasan yang cepat pada sisi beton terluar bisa pula mengakibatkan terjebak nya udara proses hidrasi beton yang masih tersisa di sisi dalam.

HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN PADA UPAYA PENGENDALIAN TEMPERATUR BETON MASSA :

       Perbedaan temperatur maksimum antara temperatur di bagian layer terluar, layer tengah,  dan layer terdalam beton yakni 40°C/ jam. Dan perbedaan temperatur maksimum antara layer terluar beton dengan temperatur lingkungan yakni 20°C/ jam.



            Perawatan beton pasca pengecoran  dengan cara mengatur pelepasan panas yang dihasilkan dari reaksi kimia hidrasi semen. Metoda ini dilaksanakan dengan cara menutup  permukaan beton yang berhubungan langsung dengan udara luar dengan plastik + styrofoam.Hal ini penting untuk membatasi keluarnya panas dari permukaan beton, sehingga temperature differential dapat diminimalkan, khususnya pada kondisi cuaca yang sangat dingin. 



METODE PENGUKURAN TEMPERATUR BETON MASSA :

         Pengukuran temperatur beton massa dilakukan dengan cara menanam peralatan instrument sensor temperatur (Thermocouple) pada lapis-lapis dan area struktur beton massa yang akan dimonitor kondisi temperaturnya. Jumlah dan lokasi pemasangan thermocouple pada beton massa, ditentukan berdasarkan pada dimensi struktur beton massa dan titik yang diperlukan untuk dimonitor kondisi perilaku temperaturnya (biasanya ditempatkan pada posisi: pojok-pojok kanan-kiri, tengah, layer bawah, layer tengah, dan layer atas). 




        Berdasarkan referensi ACI 116R, monitoring dan pencatatan data temperatur beton massa diatur sebagai berikut :  Untuk rentang waktu 24 jam pertama, pembacaan temperatur  dilaksanakan setiap 2 jam. Untuk rentang waktu 2 x 24 jam berikutnya, pembacaan temperatur  dilaksanakan setiap 3 jam. Selanjutnya untuk rentang waktu hari ke 4 hingga ke 7,  setiap 24 jam dilakukan pembacaan temperatur 4 kali, yakni: setiap pagi jam 09.00, siang jam 12.00, sore jam 17.00, malam jam 20.00.

PELAKSANAAN PILECAP:

Pekerjaan Lean Concrete
Pekerjaan Begisting





Kamis, 12 November 2015

CIRCULAR STORAGE... EXCITED PLANT CIVIL BUILDING




Sebuah bangunan berbentuk kubah, dengan diameter 80 meter dan ketinggian 49 meter, dibangun pada lokasi sebuah pabrik pupuk terbesar di indonesia yang berlokasi di Kota Gresik, Jawa Timur. diperlukan waktu kurang lebih satu tahun untuk dapat menyelesaikan bangunan tersebut. Pada proses pembangunannya, banyak hambatan yang selalu mengikuti pada proyek ini, mulai dari lahan yang memiliki elevasi terendah di pabrik tersebut, masa pembangunan di musim hujan, squence pekerjaan yang sangat kompleks dan ketat, hingga masalah finishing akhir pada bangunan tersebut.


Squence pekerjaan bangunan ini dapat dilihat pada gambar berikut. 
Squence Pekerjaan Pilecap dan Concrete Wall (pic by PPC-Frendi)
Project dimulai dengan pekerjaan pengukuran yang ketika itu dilakukan oleh 2 orang surveyor bernama Ikhwan Asegaf dan Hermawan Aremania
Kondisi lahan awal Circular Storage.

kondisi lahan sangat sulit ketika itu, dikarenakan posisi lahan berada pada elevasi terendah pada lokasi pabrik tersebut, namun tidak menjadi halangan untuk kedua surveyor tersebut karena telah berpengalaman dengan berbagai kondisi lahan yang sulit pada berbagai proyek.
Pekerjaan Galian dengan Excavator PC200

Bottom pilecap berada pada elevasi - 2,8 m, maka diperlukan galian tanah untuk mencapai elevasi rencana. Proses galian dilakukan menggunakan 2 buah Excavator PC200, dalam proses pekerjaan galian tersebut excavator selalu didampingi surveyor agar galian sesuai dengan elevasi rencana.


Drawing for Construction Pilecap Circular Storage.
Diluar rencana, ketika proses pekerjaan pilecap berjalan terjadi sebuah badai besar yang menerjang proyek tersebut, sehingga mengakibatkan seluruh pilecap yang dibuat terendam oleh air dan sebagian besi yang rencananya akan digunakan sebagai reinforcement diding rubuh.
Kondisi Pasca Badai.
Pilecap Terendam Air Hujan.

Untuk membuang air yang menggenangi galian tersebut, diperlukan pompa air sebagai alat dewatering, diperlukan waktu 2 hari untuk menguras air tersebut.


Kondisi Galian Trestle Galery setelah pengurasan air.
Untuk menghindari tanah kembali lembek karena genangan air, maka lean concrete segera dilakukan dari atas.



Lean Concrete

Pada kondisi proyek dengan situasi musim hujan, diperlukan metode-metode dan step-step khusus, disini dibutuhkan peran antara Site Manager, Engineering, dan PPC  agar dapat menyusun rencana kerja dengan menyesuaikan kondisi lapangan yang ada ketika itu, karena rencana awal tidak dapat dilaksanakan dengan kondisi curah hujan yang sangat tinggi ketika itu. Dengan peran Pak Jamjuri, Pak Yasin, dan Mas Frendi, serta dalam koordinasi Project Manager yaitu Bapak Ir. Prasetyo Yudi Marwanto ketika itu, maka munculah perubahan metode untuk menyelesaikan project tersebut. perubahan tersebut tentunya berpengaruh terhadap waktu dan biaya, namun dengan perhitungan dan berbagai pertimbangan perubahan tersebut dapat dilakukan.

Berikut ini adalah foto-foto step pekerjaan Circular Storage:

Intall Formwork untuk dinding Trestle

Install Formwork untuk dinding Circular Step 1

Install Formwork untuk atap trestle

Trestle (Terowongan Bawah Tanah untuk Conveyor)

Step Pertama dinding Circular

Tampak Terowongan mulai pembesian

Dinding Circular Step ke 2

Dinding Circular Step ke 3

PC4 adalah Subgrade Tretment tanah agar menstabilkan kondisi tanah

Finishing trestle

Kondisi dalam trestle

Tahap pengecoran top slab circular



Tampak lantai circular telah ter BackFill

Dome Roof instalation

CIRCULAR STORAGE

CIRCULAR STORAGE

CIRCULAR STORAGE



Project ini selesai atas kerjasama tim yang solid dan terorganisasi.
Sampai jumpa di project selanjutnya yang  MORE EXCITED . . . .! ! !


The Dream Team
  • Project Manager      : Ir. Prasetyo Yudi M.
  • Site Manager          : Jamjuri
    • Supervisor      : Eko Isbedi, Sidik, Eka Yuliawan,
    • Surveyor         : Ikhwan Assegaf, Hermawan
  • Engineering Mgr      : M. Yasin
    • Engineering    : Joko Sufaat
  • PPC                        :  Frendi Kusuma W
  • Quality Control         : Restu Mukti, Habibie
  • Log n Alat Mgr         : Agus Khusini
    • logistik             : Muslik Himawan, Pak dhe Eko, Yusuf
    • Peralatan         : Iman Abadi, Wardi Paman, Edi
  • Account Mgr             : Gandhi Kusuma B
    • Adm n Umun   : Andik Kurniawan
    • Driver              : Agus Tony
  • HSE Mgr                  : Syaiful
    • Spv HSE         : Hendra
    • Adm HSE        : Novi






Minggu, 04 Desember 2011

Fenomena Cincin Pelangi Matahari di Atas Jemuran Kosq

salah satu fenomena alam yang jarang terjadi, dan itu terjadi tepat diatas koskosanq, waah, subhhanallah banget yaa ^-^

Cara Awal Menggambar Menggunakan Autocad

1.1 PERINTAH GAMBAR
Untuk menggambar dalam Autocad bisa menggunakan beberapa cara, yaitu menggunakan perintah dari Menu Pull-Down, Toolbar Draw, Screen Menu maupun dengan mengetik langsung pada keyboard.

Adapun perintah-perintah gambar yang ada pada AutoCAD tersebut meliputi berbagai jenis


Akan tetapi dalam kesempatan ini tidak semua perintah dijelaskan dalam bahan ajar ini, untuk memaksimalkan lingkup pembahasan perintah-perintah gambar yang relevan.
Line : Garis
Polygon : Segi banyak
Rectangle : Empat persegi
Circle : Lingkaran
Arc : garis lengkung
Spline : Gelombang
Ellipse : Oval

LINE
Line merupakan perintah untuk membuat sebuah garis lurus dengan cara menentukan dua buah titik ujung, dimana ujung dari garis sebelunya justru merupakan titik awal dari garis berikutnya.
 Klik pada Toolbar Draw / Command:
Ø L (ENTER)
 LINE Specify first point:
Ø klik titik yang diinginkan
 Specify next point or Undo:
Ø klik titik kedua yang dinginkan
 Specify next point or Undo:
Ø klik titik berikutnya ENTER


 Klik pada Toolbar Draw / Command:Ø L (ENTER)
 LINE Specify first point:
Ø klik point yang diinginkan
 Specify next point or Undo:
Ø @(tulis panjang grs) < (tulis sudut grs) ENTER
 Specify next point or Undo:
Ø (ENTER)


POLYGON

Polygon merupakan perintah untuk membuat segi banyak beraturan dengan semua sisi panjang. Adapun jumlah minial sisi adalah 3, sedangkan maksimal 1024.
 Klik pada Toolbar Draw / Command:Ø POL (ENTER)
 Enter number of sides (4):
Ø isi persegi yang diinginkan (ENTER)
 Specify center of polygon or [Edge]:
Ø klik titik yang diinginkan
 Enter an option [Inscribed in circle/Circumscribed about circle] (I):
Ø (ENTER)
 Specify radius of circle:
Ø isi radius yang dinginkan atau klik

 
RECTANGLE
Rectangle adalah perintah untuk membuat kotak dengan cara menetukan diagonal. Rectangle dibuat dari polyline yaitu obyek yang semua segmennya merupakan satu bersaran.
 Klik pada Toolbar Draw / Command:
Ø REC (ENTER)
 Specify first corner point or [Chamfer/Elevation/Fillet/Thickness/Width]:
Ø klik titik pertama
 Specify other corner point or [Area/Dimensions/Rotation]:
Ø klik titik kedua
 Klik pada Toolbar Draw / Command:Ø REC (ENTER)
 Specify first corner point or [Chamfer/Elevation/Fillet/Thickness/Width]:
Ø klik titik pertama
 Specify other corner point or [Area/Dimensions/Rotation]:
Ø @(panjang yang diinginkan),(lebar yang diinginkan) (ENTER)

ARC
Arc adalah perintah untuk membuat busur lingkaran atau garis lengkung, sebetulnya pada AutoCAD disediakan sebelas cara untuk membuat garis lengkung (busur) dengan perintah Arc. Namun, pada prinsipnya tetap sama, hanya berbeda cara.

 Klik pada Toolbar Draw / Command:Ø ARC (ENTER)
 Specify start point of arc or [Center]:
Ø klik titik awal yang diinginkan
 Specify second point of arc or [Center/End]:
Ø klik puncak setengah lingkaran
 Specify end point of arc:
Ø klik titik terakhir yang diinginkan
 
CIRCLE
Circle adalah perintah untuk membuat lingkaran atau objek bilat yang tertutup. Didalam AutoCAD, terdapat enam jenis cara untk membuat lingkaran. Akan tetapi yang akan dicontohkan hanya satu metode saja.

 Klik pada Toolbar Draw / Command:Ø C (ENTER)
 Specify center point for ci
Ørcle or [3P/2P/Ttr (tan tan radius)]: klik titik yang diinginkan
 Specify radius of circle or [Diameter]:
Ø isi radius yang diinginkan (ENTER)

  
ELLIPSE
Merupakan jenis perintah gambar untuk membuat oval yaitu kurva (objek tertutup yang melengkung) yang memiliki dua sumbu yaitu sumbu minor dan sumbu mayor.
 Klik pada Toolbar Draw / Command:
Ø EL (ENTER)
 Specify axis endpoint of ellipse or [Arc/Center]:
Ø klik pusat oval
 Specify other endpoint of axis:
Ø klik lebar oval
 Specify distance to other axis or [Rotation]:
Ø klik panjang oval

Jumat, 14 Januari 2011

SAMBUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN PAKU KELING

1. Pendahuluan
      Paku keling (rivet) adalah salah satu alat penyambung atau profil baja, selain baut dalam las. Paku keling terdiri dari sebuah baja yang pendek yang mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan. Pada saat paku keling dalam keadaan plastis, paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi yang lainnya. Dan biasanya, paku keling akan mengembang sehingga mengisi seluruh lubang. Penggunaan paku keling sebagai alat penyambung lebih kaku bila dibandingkan dengan penggunaan baut. Dalam kegiatan belajar 2 ini, anda dapat mempelajari lebih mendalam mengenai Perencanaan sambungan profil baja dengan menggunakan alat penyambung Paku Keling.
Kompetensi Dasar :
Setelah selesai kegiatan belajar 2 ini, anda akan dapat merencanakan sambungan profil baja dengan menggunakan Paku Keling sesuai dengan PPBBI.

2. Uraian
       Pada umumnya paku keling yang dipakai pada struktur baja adalah paku keling yang dipasang di bengkel dan paku keling yang dipasang di lapangan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keling  terdiri secara sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan. Tetapi bisa juga kepala paku keling tersebut berbentuk bonggolan. Pada saat paku keling berada dalam keadaan plastis, paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi yang lainnya, dan paku keling tersebut mengembang serta mengisi seluruh lubang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 8 berikut ini.

Selama proses penempaan, sebuah alat bucking di tempatkan dibawah kepala paku keling di sisi belakang sambungan, untuk memegang paku keling supaya tidak bergerak dan berfungsi sebagai landasan. Setelah ditempa, paku keling kemudian menjadi angin dingin dan pendek, proses pemendekkan ini akan memberikan tekanan pada pelat-pelat yang disambung. Didalam perhitungan, prinsip sambungan dengan menggunakan paku keling sama saja dengan prinsip sambungan dengan menggunakan baut. Yang membedakannya hanyalah tegangan izin. Untuk mengetahui tegangan izinnya dapat dilihat PPBBI pasal 8.3. ayat (1). Kecuali kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diizinkan sama dengan kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik pada sambungan baut, yaitu :

σ = σ 2 +1,56τ 2 ≤σ

 Hal ini didasarkan kepada pendapat Gunawan dan Margaret (1991) yang menyatakan bahwa pada PPBBI rumus tersebut ditulis salah. Besarnya tegangan gizi dalam menghitung kekuatan paku keling adalah :
Tegangan geser yang diizinkan :       τ = 0,8 σ
Tegangan tarik yang diizinkan :    σ tr = 0,8 σ
Tegangan tumpuan yang diizinkan :
       σ tr = 2 σ untuk S1 > 2 d
       σ tr = 1,6 σ untuk1,5 d ≤ S1 ≤ 2 d
   Dimana :
       S1 = Jarak dari paku keling yang paling luar ke tepi bagian yang disambung
         d = Diameter pake keling.
         σ = Tegangan dasar menurut tabel 1 (pasal 2.2), kecuali untuk tumpuan menggunakan tegangan             dasar bahan yang disambung.
Contoh :
Diketahui suatu sambungan seperti tergambar, gaya yang bekerja = 25 ton dan diameter pake keling = 20 mm. Lebar pelat = 300 mm, dan tebal pelat = 12 mm dan 16 mm. Mutu baja BJ 37.

Ditanya :
  1) Hitung besarnya tegangan yang timbul
  2) Periksa tegangan yang timbul terhadap tegangan izin
  3) Hitunglah besarnya gaya yang dapat didukung sambung tersebut.
  Jawab :
  1) Besarnya tegangan yang timbul
a. Tegangan tarik : σ = P / Fn
Fn = Fbr – t (d + 0,1 mm) 3 lubang
     = (30 x 1,6) – 1,6 (2,0 + 0,1) 3
     = 37,92 cm2
                              Maka σ = P / Fn
     = 25000 kg / 37,92 cm
     = 659,28 kg/cm2
b. Tegangan Geser : τ = P / nFs
Fs = 2 (1/4 π d2)
     = 2 (1/4 x 3,14 x 2,02)
     = 6,28 cm2
                             Maka : τ = P / nFs
     = 25000 . 3 x 6,28
     = 1326,96 kg / cm2
c. Tegangan tumpu :σ = P / nFtp
Ftp = d x t
       = 2,0 cm x 1,6 cm
       = 3,20
                           σ tp = P / nFtp
       = 2500 kg / 3 x 3,20 cm2
        = 2604,16 kg / cm2
Kalau anda perhatikan dengan contoh di depan dengan menggunakan baut,
angka ini persis sama bukan.

2) Periksa terhadap tegangan yang dizinkan
   a. Tegangan tarik : σ trk < 0,8σ
       659, 28 kg/cm2 < 0,8 x 1600 kg/cm2
        ternyata 659,28 kg/cm2 < 1280 kg/cm2
   b. Tegangan geser : τ < 0,8 σ
        1326,96 kg/cm2 > 0,8 x 1600 kg/cm2
        ternyata 1326,96 kg/cm2 > 1280 kg/cm2
   c. Tegangan tumpu : σ tp = 2 σ
       2604, 16 kg/cm2 > 2 x 1600 kg/cm2
       ternyata 2604, 16 kg/cm2 > 3200 kg/cm2
Kalau anda perhatikan, tegangan izin inilah yang membedakan baut dengan paku keling

3) Besarnya gaya yang dapat didukung sambungan adalah :
     a. Gaya Tarik : Ptrk = Fn x 0,8σ
                                    = 37,92 cm2 x 0,8 x 1600 kg/cm2
                                    = 48537,6 kg
                                    = 48,537 ton
   b. Gaya geser :    Pgr = n x Fs x 0,6σ
                                    = 3 x 6,28 cm2 x 0,8 x 1600 kg/cm2
                                    = 24115,2 kg
                                    = 24,115ton
c. Kekuatan tumpu : Ptp = n x Ftp xσ tp
                                      = 3 x 3,2 cm2 x 3200 kg/cm2
                                      = 30720 kg
                                      = 30,720 ton
Jadi gaya maksimum yang mungkin diadakan adalah Pmax = 24,115 ton (Hasil perhitungan yang paling kecil)
Kalau anda perhatikan, gaya maksimum juga berbeda dan ternyata daya dukung paku keling lebih besar bila dibandingkan dengan baut.

Minggu, 31 Oktober 2010

SISTEM PENUNJANG SANITASI BANGUNAN


SALURAN AIR KOTOR (DRAINASE)
Ketentuan Gambar Teknik Sistem Drainase


Contoh Gambar  Rencana Drainase Rumah Tinggal






MACAM-MACAM SUMUR
  1. Bak Penguras Pelataran


  1. Bak Penapis Bahan Bakar / Minyak
    • Biasanya digunakan untuk melengkapi Bak Penguras Pelataran pada zona parkir, cuci mobil, dan bengkel
    • Bak ini perlu dibersihkan secara teratur dalam jangka waktu tertentu.
    • Fungsi: untuk menghindari pencemaran dan mempermudah proses pengolahan air limbah pada saluran umum kota


  1. Bak Kontrol
§       Dipasang pada pipa saluran air hujan atau air limbah
§       Fungsi: agar instalasi dapat dibersihkan menurut kebutuhan
§       Pada rumah tinggal, untuk memepermudah pemeliharaan, minimal ada 2 bak kontrol dengan jarak < 15.0 m dan pipa penghubung harus lurus. Biasanya bak kontrol diletakkan pada pipa penyambung cabang.
Diameter bak kontrol f 60 cm jika kedalaman < 1.00 m dan f 80 cm jika kedalaman > 1.00 m.

  1. Sumur Resapan
§       Dipasang untuk meresapkan air hujan dan sebagai peluapan olahan limbah dari septic tank.
§       Ukuran sumur resapan tergantung pada kapilaritas tanah dan banyaknya air yang diinginkan untuk meresap ke tanah.
§       Pada instalasi rumah ringgal, luas resapan (permukaan yang terbuka ke tanah pada lantai dan dinding) dibutuhkan  min > 4.0 m2
§       Diameter sumur resapan 80-100 cm, kedalaman 2.0 - 3.0 m di bawah pemasukan pipa air limbah dan > 50 cm di atas permukaan air tanah.
§       Sumur resapan diisi dengan lapisan kerikil kasar (f30-80 mm), ijuk (tebal 5 cm) dan pasir kasar (30-50 cm) yang berfungsi sebagai saringan.


SEPTIC TANK

PERLENGKAPAN SANITER

Kloset Jongkok

Kloset Duduk